• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Hanya Rp 700 Juta, Pemprov NTT Anggarkan Untuk Kelor?

    PT Mitratin Group
    Wednesday, June 19, 2019, June 19, 2019 WIB Last Updated 2019-06-19T04:10:26Z

    PLT. Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Miqdonth Abolla

    Kupang, citranusaonline.com - Untuk mengembangkan tanaman kelor yang menjadi salah satu program utama yang dikampanyekan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 700 juta.

    Padahal sejak awal masa kepemimpinannya, Gubernur Laiskodat mengatakan akan mengembangkan kelor secara besar-besaran karena selain meningkatkan pendapatan masyarakat (melalui ekspor kelor, red), kelor juga dapat mengatasi masalah gizi buruk dan stunting (proses pengerdilan tubuh, red).

    Bahkan Gubernur Laiskodat telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pangan Berbahan Kelor pada tanggal 21 Desember 2018. Melalui Instruksi Gubernur tersebut,

    Laiskodat mewajibkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyediakan menu pangan berbahan kelor pada setiap acara kedinasan. Juga mewajibkan semua OPD menyiapkan menu berbahan kelor untuk kepentingan pelayanan tamu.

    Pejabat Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan NTT, Miqdonth Abolla yang dikonfirmasi media ini di ruang kerjanya, Selasa (19/6/19) mengatakan, Pemprov NTT mengalokasikan anggaran sekitar Rp 700 juta untuk pengembangan kelor. "Alokasi anggaran untuk kelor tahun 2019 ini sekitar Rp 700 juta," ujarnya.

    Menurut Miqdont, alokasi anggaran untuk pengembangan kelor hanya sekitar Rp 700 juta karena program tersebut belum dapat dikembangkan secara besar-besaran. "Ini komoditi baru sehingga masyarakat belum terbiasa. Jadi belum bisa dikembangkan secara besar-besaran," jelasnya.

    Selain itu, lanjut Miqdont, pihaknya terbentur masalah ketersediaan benih untuk pengembangan secara besar-besaran. "Kita belum punya kegiatan khusus benih atau kebun benih untuk menyediakan benih yang cukup pengembangan secara besar besaran," katanya.

    Miqdont merincikan, alokasi anggaran sekitar Rp 700 juta tersebut di peruntukan untuk penyediaan benih sekitar Rp 100 juta pada lahan 135 Ha di daratan Timor. "Sedangkan Rp 600 juta untuk pengadaan 6 unit sarana pengering. Total anggarannya Rp 700 juta," tuturnya.

    Mengenai realisasi pengadaan alat pengering kelor, jelas Miqdont, telah ditenderkan. "Untuk pengering kelor, saat ini kita sedangkan siapkan kontraknya," katanya.

    Sedangkan kegiatan pengadaan benihnya, lanjut Miqdont, dalam tahap pengadaan. "Kita akan bagikan kepada masyarakat menjelang musim hujan sekitar Bulan November nanti," jelasnya. (cn/ian)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini