• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Angka Stunting di Manggarai Capai 43 %, Yayasan Ayo Indonesia Lakukan Intervensi

    PT Mitratin Group
    Friday, July 12, 2019, July 12, 2019 WIB Last Updated 2019-07-12T13:11:01Z
    Tarsisius Hurmali

    Kupang, citranusaonline.com – Angka prevelensi stunting  (proses pengerdilan tubuh, red) di Kabupaten Manggarai mencapai 43 % pada tahun 2018. Prosentase yang tinggi tersebut menggugah Yayasan Ayo Indonesia melaksanakan program intervensi untuk menekan stunting dan mengajak semua komponen masyarakat di Manggarai untuk memerangi stunting.

    Demikian dikatakan Tarsisius Hurmali, Direktur Yayasan Ayo Indonesia kepada wartawan disela-sela kegiatan untuk mengatasi masalah stunting pada anak di bawah dua tahun (Baduta) di Puskesmas Pagal, Desa Welu, Kecamatan Cibal, Jumat (12/7/2019).

    “Angka prevelensi stunting di Manggarai masih tinggi, karena itu kami melaksanakan prigrsm intervensi untuk menekan stunting dan mengajak semua komponen masyarakat untuk memerangi stunting,” imbaunya.

    Menurut Hurmali, semua pihak diharapkan bisa berperan proaktif untuk mengurangi prevelensi stunting di Manggarai. “Dari data yang ada, pada tahun 2013  angka prevelensi stunting mencapai 58 %. Sesuai target pemerintah, angka tersebut akan menurun menjadi 48% pada tahun 2021. Namun kenyataannya laju penurunan prevelensi stunting tahun 2013 itu lebih cepat. Pada tahun 2018 sudah turun menjadi 43 persen,” paparnya.

    Hurmali menjelaskan, jumlah kasus stunting yang begitu tinggi di Manggarai membutuhkan komitmen yang kuat dari semua komponen, termasuk masyarakat dan pemerintah desa melalui dana desa. "Desa bisa mengurangi prevelensi stunting melalui dana desa," harap Hurmali.

    Yayasan Ayo Indonesia, lanjut Hurmali, melaksanakan program selama 7 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pagal sejak November 2018 hingga Juni 2019. Di wilayah tersebut, lanjutnya, Yayasan Ayo Indonesia membina 32 orang kader Posyandu.

    “Diharapkan 32 orang kader Posyandu tersebut berpengetahuan luas dalam hal gizi khsususnya stunting. Termasuk ketrampilan mengukur bayi dan anak bawah dua tahun,” kata Hurmali.

    Selain itu, jelas Hurmali, program dari Ayo Indonesia untuk Puskesmas Pagal juga melayani ibu hamil dan menyusui serta anak-anak stunting. "Kegiatan intervensi program dalam bentuk kunjungan kader dan menerima pelatihan sederhana tentang pembuatan susu kedelai," paparnya.

    Setelah 7 bulan program dilaksanakan, kata Hurmali, dari 32 orang kader Posyandu yang dilatih, sebanyak 98% bisa melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang stunting. "Sebanyak 26 orang dari 32 kader yg ada, sudah sangat terampil," ujarnya.

    Ditambahkannya, program Yayasan Ayo Indonesia di Puskesmas Pagal, didukung oleh donatur asal Duesseldorf - Jerman yaitu Yayasan W. P. Scmitz.

    Seperti yang disaksikan, dua orang dari perwakilan Yayasan W. P. Duesseldorf yaitu Wolfgang Deppen dan Ursula Deppen hadir dalam kegiatan di desa Welu, Kecamatan Cibal, Manggarai. (cn/aka)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini