• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Disuruh Layani pria 'Hidung Belang', 2 Remaja Belia Kabur dari Kafe dan Lapor Polisi

    PT Mitratin Group
    Sunday, July 21, 2019, July 21, 2019 WIB Last Updated 2019-07-20T23:20:01Z
    St dan Sf saat diperiksa
    Penyidik Polres Manggarai

    Ruteng, citranusaonline.com - Dua orang remaja belia, St (13 tahun) dan Sf (16 tahun) melapor ke Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Manggarai setelah melarikan diri dari sebuah hotel di Ruteng, Kabupaten Manggarai - NTT.

    Dua orang remaja yang diduga korban perdagangan manusia (human traficking) tersebut melapor dan diperiksa  sebagai saksi korban di Mapolres Manggarai pada Sabtu (20/7/19). Kedua saksi korban diperiksa kira2 sejak pukul 08.00 Wita sampai pukul 11.00 Wita.

    Korban St dan Sf yang mengaku berasal dari Jakarta Timur tersebut diperiksa penyidik  Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Satuan Reskrim Polres Manggarai.

    Keduanya diduga korban human traficking yang dikakukan oleh YG, seorang perempuan yang memiliki usaha rumah makan dan kafe di Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.

    Informasi dari berbagai sumber yang dihimpun di  Ruteng, keduanya direkrut oleh YG, untuk dipekerjakan di rumah makannya di Langke Rembong. Keduanya direkrut YG di Jakarta, tempat asal dua gadis tersebut.

    Kedua  adalah remaja putus sekolah. Korban St,  putus sekolah dasar (SD) dan Sf, putus SLTP. Keduanya dijanjikan oleh YG untuk dipekerjakan di rumah makannya Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong. Namun, sampai di kota Ruteng, keduanya dipekerjakan di kafe SG, yang juga milik YG, di  wilayah Kelurahan Waso, Ruteng.

    Sebuah sumber lain yang minta namanya tidak mediakan, mengatakan, kedua gadis asal kota metroplitan Jakarta tersebut disuruh untuk 'melayani' laki-laki yang mengunjungi kafe tersebut.

    Karena pekerjaan tidak sesuai seperti yang dijanjikan YG sebelumnya yaitu bekerja di rumah  makan, kedua gadis tersebut nekad melarikan diri tanpa memiliki sepeser uang.

    Kronologis terungkapnya kasus human traficking ini bermula saat St berhasil lolos melarikan diri ke Labuan Bajo dengan menumpang mobil travel, untuk seterusnya ke Jakarta pada Rabu (17/72019) lalu.

    Karena tidak memiliki uang St menceritakannya kasus yang dialaminya ke sopir mobil travel yang ditumpanginya. Kemudian,  sang sopir membawanya ke Markas Polres Manggarai  Barat (Mabar) di Labuan Bajo. Pihak Polres Mabar langsung lakukan koordinasi  dengan pihak Polres Manggarai.

    Setelah menjemput St di Labuan Bajo pada hari Rabu malam, pihak Polres Manggarai mengamankan Sf, rekan St yang tidak berhasil kabur. St tertangkap oleh Satpam Kafe SH, saat bersembunyi di semak belukar sekitar kafe tersebut.

    Seperti yang disaksikan media ini, saat pemeriksaan berlangsung, keduanya menutupi wajah mereka dengan jacket yg mereka kenakan.

    "Saksi korban tidak mau wajah mereka difoto atau diambil gambarnya. Mereka hanya mau agar mereka kembali ke rumah mereka di Jakarta," ungkap Kanit PPA Satreskrim Polres Manggarai, Bripka Antonius Habun kepada wartawan di sela-sela pemeriksaan berlangsung.

    Usai pemeriksaan, Antonius Habun menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dua  saksi korban yaitu St dan Sf, yang melakukan perekrutan terhadap mereka adalah Y asal Manggarai. "Mereka (St dan Sf, Red) direkrut tanggal 26 Juni dan diberangkatkan  dari sana (Jakarta, Ref) tanggal 29 Juni," ungkap Antonius Habun.

    Habun juga mengatakan, pihaknya akan tetap mempelajari pengakuan saksi korban untuk selanjutnya dikembangkan, termasuk mendalami keterlibatan Y, perempuan yang disebut mami oleh St dan Sf. Namun, Habun mengatakan bahwa yang merekrut keduanya adalah Y. "Kami belum menyentuh dan masih mendalaminya," kata Habun.

    Masih menurut Anton, kemungkinan kasus ini akan dilanjutkan pemeriksaannya di wilayah dimana lokus dan tempat kejadian human traficking berlangsung. Sementara korban Sr dan St kepada wartawan mrngakui berasal dari Jakarta Timur.

    Demi keamanan, pihak Polres Manggarai menitipkan St dan Sf di susteran Gembala Baik Ruteng, sekaligus untuk mendapatkan pendampingan dari para suster untuk menghilangkan trauma para korban. (cn/aka)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini