• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Kasus Meningkat, Manggarai Darurat Bunuh Diri

    PT Mitratin Group
    Sunday, July 14, 2019, July 14, 2019 WIB Last Updated 2019-07-13T21:53:59Z

    Pose Bersama Peserta Cofee Talk YMP

    Ruteng, citranusaonline.com
    - Kasus bunuh diri di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa tahun belakangan terus meningkat. Motif dan pola dalam setiap kasusnya berbeda.

    Demikian terungkap dalam cofee talk yang diselenggarakan Yayasan Mariamoe Peduli (YMP) di kantornya bersama para awak media, Minggu (13/07/19).

    Berdasarkan data yang direlease YMP, tercatat telah terjadi 12 kasus sejak 2018 lalu. Dari 12 kasus ini, 50 % persen atau 6 kasus terjadi di Kota Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai. Puncaknya terjadi pada 6 juli lalu, seorang remaja di Kelurahan Rowang nekad gantung diri dengan meninggalkan sepucuk surat.

    Menurut YMP, jumlah kasus bunuh diri yang terus meningkat pada dua Kabupaten tersebut, sebenarnya telah diprediksi oleh YMP yang berbasis di Ruteng dan concern pada berbagai kasus  termasuk kasus bunuh diri.

    “Sebenarnya kami telah memprediksi ini sekitar 2 tahun lalu. Ini berdasarkan hasil assesment kami pada beberapa remaja yang pernah melakukan konsultasi psikologi dengan para psiklog kami, saat itu kami telah melakukan prediksi bahwa kasus bunuh diri akan cenderung meningkat kalau tidak ada upaya menghentikannya,” kata Jefrin Haryanto, CEO YMP, pada momentum Coffee talk edisi ke dua di kantor YMP bersama para awak media, Sabtu (13/07/19).

    Apa yang telah diprediksi YMP memang berbanding lurus dengan fakta yang terjadi pada beberapa tahun setelahnya. Korban dalam kasus ini terus berjatuhan. Sayangnya, belum menggugah perhatian semua pihak untuk bersama-sama mencegah agar tidak jatuh korban kembali.

    *Kenali Tanda dan Solusi Pencegahan

    Dalam kesempatan itu, salah seorang Psikolog YMP, Apolinaria Putri Bilo, membeberkan beberapa tanda-tanda agar mengenali orang yang hendak bunuh diri hingga solusi dan aksi nyata yang bisa diterapkan untuk mencegah bunuh diri terjadi.

    Dalam presentasinya, dijelaskan, tanda-tanda yang bisa dikenali pada orang yang berpotensi akan bunuh diri bisa dilihat melalui gejala psikologi seperti : sikap putus asa, kehilangan minat, merasa tidak berharga, menyalahkan diri sendiri, gangguan bipolar, anti sosial, mengucapkan selamat tinggal, selalu berbicara tentang kematian dan depresi berat.

    “Banyak gejala yang bisa kita temukan pada orang-orang yang berpotensi bunuh diri seperti sikap putus asa. Biasanya juga mereka kehilangan minat, misalnya minatnya sering berloah raga mendadak hilang ataupun minat lains serta gejala lain yang biasanya menjadi penanda seseorang berpotensi bunuh diri,” jelas Bilo.

    Terkait kasus bunuh diri yang belakangan terus meningkat, dia mengingatkan pentingnya dilakukan kampanye anti bunuh diri yang menyasar semua elemen dan melibatkan semua pihak. Kampanye yang dilakukan dengan gencar, sambung dia, akan sangat membantu melakukan tindakan pencegahan.

    “Semua pihak harus terlibat kampanye untuk mencegah ada korban lagi, misalnya dibuatkan kampanye Sayangi dirimu, sayangi Jiwamu. Kampanye ini menyasar semua kelompok seperti orang tua, sekolah, organisasi pemuda maupun LSM,” paparnya.

    Menurutnya, ada banyak langkah yang bisa ditempuh agar kasus bunuh diri kedepan bisa dicegah. "Seperti menyiapkan kader anti bunuh diri di sekolah-sekolah, melakukan pelatihan para kader anti bunuh diri dan melakukan banyak kegiatan untuk penyaluran minat dan bakat" jelasnya. (cn/aka)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini