![]() |
Leonardus Lelo |
Kupang, citranusaonline.com - Fraksi Partai Demokrat (FPD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT menyatakan kekecewaanya terhadap Gubernur Viktor Laiskodat yang mengatai sekitar 2000 masyarakat penghuni Pulau Komodo sebagai penduduk liar.
Kekecewaan itu disampaikan FPD DPRD NTT dalam pemandangan umumnya terhadap Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran (TA) 2019 dalam Rapat Paripurna DPRD NTT, Rabu (7/8/19) malam.
“Kami Fraksi partai demokrat juga menyampaikan keberatan dan kekecewaan yang mendalam atas pernyataan bapak Gubernur yang menyebutkan 2000an Penduduk Pulau komodo sebagai penduduk Liar karena tidak memiliki sertifikat Hak Atas tanah. Sampai hati seorang pemimpin sekelas Gubernur mengatai rakyatnya sendiri seperti ini, tanpa rasa belas kasihan dan penghormatan, " kritik FPD.
Seharus, kata FPD, gubernur menjadi pelindung masyarakat. "Bukankah seharusnya mereka yang harus dilindungi oleh pemimpinnya sendiri?” ujar Juru Bicara FPD DPRD NTT, Leonardus Lelo.
Menurut FPD, pernyataan Gubernur Laiskodat tersebut, juga tidak dapat dibenarkan karena masyarakat yang hidup di Pulau komodo tentu tidak memiki hak milik atas tanah sebab Pulau komodo telah ditetapkan sebagai TNK pada awal 1990-an.
Tetapi jika diurutkan kebelakang, jelasnya , maka sebelum penetapan TNK pada 1990-an maka ratusan tahun sebelumnya Pulau Komodo merupakan hal ulayat sah masyarakat setempat.
"Karena itu FPD menolak Keras jika industry parawisata NTT yang dikatakan sebagai prime mover ekonomi NTT dibangun diatas penderitaan dan ‘genangan darah’ rakyat NTT sendiri, yang menolak dipindahkan dari tanah kelahiran mereka,” tandas Lelo.
Karena itu, ksta Lelo, FPD menyatakan sikap tegasnya yang menolak rencana penutupan Pulau Komodo dan penggusuran atau relokasi penduduk Pulau Komodo untuk alasan konservasi komodo dan pengembangan wisata premium.
“Karena mereka adalah penduduk yang sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka dan merupakan satu kesatuan ekosistem yang tidak dapat dipisahkan dalam kawasan taman nasional Komodo,” paparnya. (cn/ian)
No comments:
Post a Comment