![]() |
Kristoforus Ricam (kaos putih) saat blusukan ke Desa Bour, Riangdua, Lembata. |
Lewoleba, Citra Nusa Online.Com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lembata, Kristoforus Ricam blusukan dengan mendatangi Petani Padi Sawah di Daerah Irigasi (DI) Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata untuk menjaring aspirasi masyarakat (jaring asmara) pada Selasa (10/12/19) sore.
Sudah menjadi kewajiban seorang anggota dewan baik secara formal maupun nonformal untuk mengunjungi konstituennya guna menjaring aspirasi masyarakat. Menyadari akan hal itu, Kristoforus Ricam selaku anggota DPRD asal Partai Nasdem sekaligus Ketua Fraksi Gabungan (Nasdem dan PKS) DPRD Kabupaten Lembata secara nonformal/di luar agenda DPRD, melakukan blusukan ke desa dengan mengunjungi petani padi sawah di Desa Bour.
Kunjungan Ricam ke daerah DI Riangdua untuk melihat secara langsung dan memantau kondisi lapangan terkait musim tanam 2019-2020. Ia menyadari, adanya anomali iklim belajangan ini berpotensi menyebabkan gagal tanam akibat intensitas curah hujan yang minim.
“Meski daerah irigasi namun akibat kemarau yang panjang dapat berimbas pada menurunnya debit air, sehingga realisasi tanam pun menjadi berkurang,” ujarnya.
Memperhatikan kondisi itu, Ricam selaku wakil rakyat berinisitif untuk memantau kondisi nyata di lapangan dan memperoleh informasi langsung dari petani sebelum melakukan reses.
Dalam kunjungan itu, Ketua Kelompok Tani Lembah Makmur, Yohanes Lado Henaka dan Bapak Ansfuidus Ogatmodai selaku tokoh masyarakat Desa Bour menjelaskan, DI Riangdua memiliki luas lahan sekitar 8,5 Ha.
“Saat kini sedang dilakukan penanaman padi secara serentak pada lahan seluas 30 are dengan pola tanam jajar legowo. Adapun jenis varietas padi yang ditanam adalah varietas ciherang dan varietas pandan wangi pada Musim Tanam (MT 1) 2019 /2020,” ujar Yohanis Henaka.
Saat ini, lanjut Lenaka, jumlah anggota kelompok tani Lembah Makmur sebanyak 38 orang. Semuanya mengelolah padi sawah saat musim tanam periode November hingga Maret,” paparnya.
Setelah panen padi, kata Lenaka, pada Bulan April hingga Oktober, para petani menanam aneka jenis sayuran seperti Sawi, Terung, Timun, Tomat, Kacang Panjang dan cabe. “Petani menanam padi untuk konsumsi ditingkat rumah tangga. Sedangkan usaha sayuran merupakan usahatani bersifat agribisnis yang berorientasi komersil,” jelasnya.
Lenaka menggagas pembuatan Demontrasi Plot (Demplot) sebagai wahana percontohan, antara lain :
1. Demplot Sayuran Tomat dan Cabe
2. Demplot Pengembangan Anakan Babi.
Menurut Lenaka, kedua demplot itu merupakan model pembelajaran bagi petani dalam menggunakan teknologi terapan yang mudah diimplemetasikan dan dapat memberikan keuntungan secara ekonomis yang lebih baik.
Pihaknya, kata Lenaka, telah mendapat bantuan sejumlah alsintan (alat mesin pertanian) dari pihak dinas pertanian seperti handtraktor 1 unit, mesin rontok padi 1 unit. “Benih dan pupuk subsidi untuk mendukung usahatani padi sawah,” katanya.
Sementara itu, kelompok Tani Lembah Makmur dan P3A (Perhimpunan Petani Pemakai Air) Irigasi Riangdua nenyampaikan beberapa hal, antara lain:
- Perlu dilakukan perbaikan (rehab) bendunga.
- Perluasan Cetak Sawah seluas 1 Ha.
Menanggapi usulan petani, Ricam mengatakan, usulan terse merupakan aspirasi langsung dari petani tersebut merupakan masukan yang sangat strategis bagi anggota DPRD untuk bisa meninjaklanjuti secara lebih serius melalui mekanisme politik yang ada di DPRD.
“Usulan ini merupakan usulan yang bersifat teknis dan mestinya segera direspon karena bagimanapun hal ini turut berkontribusi terhadap ketersediaan pangan,” kata Ricam. (cn/ama)
No comments:
Post a Comment