• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Wagub NTT dan Kepala Balai Jalan Nasional Periksa Proyek PT. AGG

    PT Mitratin Group
    Wednesday, January 15, 2020, January 15, 2020 WIB Last Updated 2021-07-22T09:47:53Z
    Tumpukan 3 Ret Batu Kali dan 1 Ret Pasir Kali di Wolofeo, Ruas Jalan Ende Detusoko yang baru didroping beberapa jam sebelum Kunjungan Kepala Balai Jalan Nasional ke Lokasi tersebut.

    Kupang, Citra Nusa Online.Com
    - Wakil Gubernur NTT, Yoseph Nae Soi dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang, Mochtar Napitupulu mendatangi lokasi proyek untuk memantau langsung progres fisik 5 paket proyek  APBD NTT dan APBN yang dikerjakan PT. Agogo Golden Group (AGG) di daratan Pulau Flores, NTT.

    Di hubungi melalui pesan WhatApp oleh tim investigasi Citra Nusa Online.Com, Wakil Gubernur NTT, Joseph Nae Soi telah mengatakan akan memantau pelaksanaan pekerjaan ruas Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 senilai Rp 14,1 M yang dikerjakan oleh PT. AGG usai kegiatannya di Riung, Nagekeo, Selasa (14/10/20). 

    “Ya, saya langsung ke Mukun, lihat jalan (ruas jalan Bealaing-Mukun-Mbazang, red)," tulis Wagub Nae Soi saat dikonfirmasi media ini terkait kunjungannya ke Riung.

    Namun hingga berita ini ditayangkan, Wagub Nae Soi belum dapat dikonfirmasi kembali terkait hasil pantauannya di lokasi proyek APBD NTT yang terlambat tersebut.
    Kepala Balai Jalan Nasional  X Kupang, Mochtar Napitupulu juga melakukan inspeksi mendadak pada Selasa (14/1/20) kemarin ke-4 lokasi proyek Jalan Nasional yang dikerjakan oleh PT AGG di sekitar wilayah Ende, Ngada, dan Nagekeo.

    Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Propinsi NTT, Herman Rohi yang dikonfirmasi terkait kunjungan mendadak Kepala Balai Jalan Nasional X Kupang, membenarkannya. “Benar. Besok saya bersama Kepala Balai ke Ende untuk memantau 4 paket pekerjaan jalan APBN yang dikerjakan PT. AGG,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya.

    Seperti disaksikan tim media ini, Kepala Balai Jalan Nasional X Kupang, Mochtar Napitupulu menggunakan mobil hitam menuju arah barat Kota Ende untuk melihat proyek Jalan Nasional ruas Ende-Detusoko yang sedang dikerjakan oleh PT. AGG. Tim investigasi media ini yang juga turun ke lokasi proyek sempat berpapasan dengan mobil yang ditumpangi Kepala Balai Jalan Nasional X Kupang di Wolofeo.

    Tidak seperti sehari sebelumnya (Senin, 13/1/20), pada Selasa (14/1/20) di lokasi proyek tersebut tampak ada beberapa kegiatan seperti pembuatan marka jalan, pemindahan material urukan, dan droping 3 ret batu kali di lokasi galian drainase dan deker pada hari kunjungan Kepala Balai Jalan Nasional.

    Usai melihat progres di lapangan, Mochtar Napitupulu melakukan rapat evaluasi dengan para kontraktor pelaksana proyek APBN di wilayah kerja Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah IV Propinsi NTT. Tim media ini berusaha mengkonfirmasi Napitupulu melalui telepon selularnya dan pesan WhatsApp namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan.

    Informasi yang dihimpun tim media ini, Napitupulu kecewa dengan hasil pekerjaan dilaksanakan oleh PT. AGG. Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah IV Propinsi NTT, yang dihubungi via WhatsApp membenarkan adanya rapat evaluasi usai kunjungan lapangan pada Senin (13/1/20) malam di Kantor Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Propinsi NTT di Ende.

    Seperti diberitakan sebelumnya, progres fisik Jalan Propinsi ruas Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT senilai Rp 14,1 M yang dikerjakan PT. Agogo Golden Group (AGG) mangkrak alias tak ada kemajuan fisik yang berarti sejak Desember 2019. Hingga Jumat (10/1/20) progres fisik proyek tersebut diduga baru sekitar 60%.

    Pekerjaan Hotmix sekitar 2 km belum dikerjakan.  Sedangkan pekerjaan pelebaran dan perkerasan jalan (dengan urukan pilihan/urpil) baru dikerjakan sekitar 5 km dari 10 km sesuai kontrak.
    Realisasi fisik proyek tersebut mangkrak. Tak ada aktivitas tenaga kerja/buruh di lokasi proyek. Hanya ada aktivitas 1 excavator dan 1 loder yang dioperasikan untuk pelebaran jalan di Desa Watu Pari, Kecamatan Elar Selatan saat tim investigasi media ini tiba di lokasi proyek.

    Disaksikan Tim Investigasi media ini di lokasi proyek pada Jumad (10/1/20) tampak pekerjaan Peningkatan Jalan Propinsi (Hotmix) ruas Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 senilai Rp 14,1 M yang dikerjakan PT Agogo Golden Group sangat menyimpang dari target realisasi proyek. Padahal PT Agogo Golden Group hanya mengerjakan pekerjaan hotmix sekitar 2 km (melanjutkan dari titik akhir pekerjaan section 1) dan pekerjaan perkerasan jalan sekitar 10 km pada ruas jalan tersebut (sekitar belasan km dari titik pekerjaan hotmix).

    Selain itu, progres fisik 2 Proyek Peningkatan Jalan Nasional Ruas Gako-Aegela senilai Rp 18 Milyar dan Ruas Ende Detusoko senilai Rp 15,7 Milyar yang dikerjakan PT. Agogo Golden Group (AGG) hanya mencapai sekitar 30-an persen pada 31 Desember 2019.

    Seperti disaksikan tim investigasi media ini Sabtu (11/1/20) siang tampak ada pekerjaan pelebaran, penimbunan badan jalan, tembok penahan dan drainase sekitar 3,9 km dari Poko menuju Aegela, Kabupaten Ende. Pekerjaan pelebaran masih sedang dikerjakan. Begitu pula dengan pekerjaan penimbunan yang menggunakan kerikil kali/bulat bercampur pasir dengan ke dalam lubang garukan sekitar 30 cm.

    Pekerjan drainase dan dinding penahan pun masih sedang dikerjakan. Pasangan drainase yang terpasang sekitar beberapa ratus meter. Sementara yang lainnya masih berupa galian tanah yang digenangi air hujan sehingga jalan menjadi becek dan licin. 

    Pekerjaan hotmix pelebaran sepanjang 3,9 km juga belum dikerjakan sama sekali. Masih terlihat lubang-lubang garukan sekitar 30 cm dan timbunan material berupa kerikil kali/bulat bercampur pasir (sebagai agregat, red) di sisi jalan.

    Sementara itu, pantauan media ini Senin (13/1/20) sore di Jalan Nasional ruas Ende-Detusoko, titik pekerjaan awal dimulai dari Desa Wolofeo. Tampak timbunan material hasil gusuran pelebaran yang menggunung di sekitar jembatan Wolofeo dan membahayakan pengendara. 

    Terlihat tumpukan timbunan hasil gusuran di beberapa lokasi sepanjang ruas tersebut. Sekitar 1 km dari lokasi itu, tampak pelebaran, galian drainase sekitar 100 meter dan pelebaran deker yang baru di gali pada akhir Desember 2019. Belum ada pasangan drainase maupun pasangan deker. Apalagi pekerjaan agregat dan hotmix, sama sekali belum dikerjakan.
    Direktur PT. AGG, Rekta Mandrawa yang berusaha dihubungi media ini melalui telepon selularnya pada Selasa (14/1/20) pagi tadi, tidak menjawab panggilan. 

    Padahal malam sebelumnya, Rekta mengatakan, siap memberikan klarifikasi terkait proyek APBN. “Saya lebih fokus di proyek APBN. Kalau tentang proyek APBN, saya akan klarifikasi,” tandas saat dikonfirmasi terkait proyek jalan APBD NTT, ruas Bealaing-Mukun-Mbazang Section 2 senilai Rp 14,1 Milyar.

    Kepala Balai Jalan Nasional X Kupang, Mochtar Napitupulu melalui Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Provinsi NTT, Herman Rohi yang dikonfirmasi media ini tadi malam menjelaskan, Nilai Proyek Jalan ruas Gako-Aegela sekitar Rp 18 Milyar untuk pekerjaan peningkatan jalan sepanjang 3,9 km. Anggaran berasal dari dana APBNP tahun 2019.

    Menurut Rohi, waktu pelaksanaan proyek sesuai kontrak selama 35 hari kerja hingga 31 Desember 2019.  “Kita kontrak pada Bulan Nopember 2019. Progres fisik hingga 31 Desember 2019 sekitar 33 persen,” ujarnya.

    Karena PT AGG tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu kontrak, lanjutnya, maka pihaknya memberikan tambahan waktu/kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. “Sesuai Peraturan Menteri Keuangan PMK 243 tahun 2015, kami memberikan kesempatan selama 90 hari kerja,” kata Rohi.

    Mengenai realisasi keuangan ruas Gako-Aegela, Rohi mengatakan, “Sama dengan realisasi fisik ditambah uang muka proyek,” ujarnya.

    Sedangkan item pekerjaan ruas Gako-Aegela, Rohi menjelaskan, secara umum adalah pelebaran badan jalan. “Menggunakan Agregat A. Campuran pasir, batu pecah 0,5 mm, 10 mm, 20 mm sesuai prosentasi toleransi 90/95. Fraksi kasarnya 95, fraksi halusnya 90,” paparnya.

    Saat ditanya, apakah campuran batu dalam agregat A boleh menggunakan kerikil kali/bulat, Rohi mengatakan, “Biasanya menggunakan batu pecah, bukan batu kali. “Komposisi halus dan kasarnya harus sesuai fraksi masing-masing.
    Untuk item pekerjaan hotmix, kata Rohi, menggunakan lapisan pondasi berupa aspal AC-DC dan lapisan penutup permukaan juga menggunakan aspal AC-DC.

    Sedangkan untuk Proyek Jalan Nasional ruas Ende-Detusoko, menurut Rohi sekitar Rp 15,7 Milyar. “Waktu pelaksanaannya sama dengan ruas Gako-Aegela, yakni 35 hari. Kami tandatangan kontrak pada tanggal 27 Nopember 2019. Sumber dana juga dari APBNP 2019,” jelasnya.

    Item pekerjaannya, lanjut Rohi, sama persis dengan item pekerjaan ruas Gako Aegela. “Galian pelebaran, saluran drainase, bahu jalan, agregat A dan lapisan pondasi aspal ACDC dan lapis penutup permukaan juga aspal AC-DC,” paparnya.

    Rohi mengakui kontraktor pelaksana proyek tersebut ada PT AGG. “PT Agogo yang menang 4 paket jalan nasional di Flores jadi dia kontraktor pelaksananya. Namun kita tetap awasi pekerjaannya agar kualitasnya memenuhi persyaratan,” tandasnya. (cn/ian/tim)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini