• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Kadis PUPR : Tak Sesuai Spek, Kerikil Kali PT. Agogo Akan Dibongkar

    PT Mitratin Group
    Wednesday, February 5, 2020, February 05, 2020 WIB Last Updated 2021-07-22T09:46:33Z
    Kadis PUPR NTT, Maksi Nenabu

    Kupang, Citra Nusa Online.Com - Material berupa kerikil kali/bulat bercampur pasir berlumpur dan batu kali/bulat (Urukan Pilihan/Urpil, red) yang digunakan PT. Agogo Golden Group (AGG) sebagai agregat B pada Proyek Peningkatan Jalan Propinsi, ruas Bealaing-Mukun-Mbazang segmen 2 akan dibongkar dan diganti dengan agregat B jika hasil uji laboratorium membuktikan bahwa material tersebut tidak sesuai spesifikasi teknis (Spek) yang ditetapkan dalam kontrak kerja.

    Demikian dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTT, Maksi Nenabu, ST, MT saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya terkait hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh pihaknya, Senin (3/2/20) pagi.

    Menurut Maksi, pihaknya telah mengirim tim dari laboratorium Dinas PUPR NTT untuk memeriksa dan mengambil sampel material yang digunakan oleh PT. AGG sebagai agregat B pada ruas Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang.

    “Hasil uji lab belum sampai ke saya. Tapi jika hasil uji lab menunjukan bahwa material yang digunakan tidak sesuai dengan spek, maka saya akan perintahkan untuk bongkar dan diganti. Di mixing (dicampur, red) kembali sesuai dengan spek yang tertera dalam kontrak,” tandasnya.

    Maksi menjelaskan, material agregat yang digunakan sebagai pondasi jalan akan berdampak langsung terhadap kualitas jalan yang dikerjakan.  Agregat, lanjutnya, merupakan campuran kerikil batu pecah hasil olahan stone crusher (mesin pemecah batu, red) yang dimixing (dicampur, red) sesuai prosentase tertentu antara fraksi kasar dan halus seperti yang tertera dalam kontrak kerja.

    Ketika ditanya tentang temuan lapangan Tim Investigasi media ini (sesuai foto dan video, red) yang menunjukan bahwa material yang digunakan adalah kerikil kali/bulat bercampur pasir lumpur dan batuan kali/bulat tanpa campuran batu pecah (hasil olahan stone crusher, red), Maksi mengatakan, material tersebut tidak dapat dijadikan sebagai agregat.  “Kalau seperti itu bukan agregat tapi Urpil (urukan pilihan, red),” tegasnya.

    Sementara itu, salah satu ahli jalan di NTT yang dimintai komentarnya terkait penggunaan kerikil kali/bulat bercampur pasir berlumpur dan batuan kali (setelah ditunjukan foto dan video, red), memastikan bahwa material tersebut merupakan Urpil.  “Ini kerikil campur pasir. Ini Urpil adik, bukan agregat. Kalau agregat harus ada campuran batu pecah dari stone crusher,” tegasnya.

    Dijelaskan, yang dimaksud agregat adalah campuran batu pecah dalam beberapa ukuran tertentu. “Ada prosentase tertentu dari fraksi kasar dan fraksi halus. Bisa saja ada campuran kerikil bulat tapi harus sesuai prosentase yang ditetapkan,” jelas sumber yang enggan disebutkan namanya.

    Menurutnya, jika pekerjaan jalan menggunakan kerikil kali/bulat bercampur pasir berlumpur dan batuan kali/bulat tersebut digunakan sebagai pondasi jalan maka ia dapat memastikan bahwa kualitas jalan yang dikerjakan akan rendah. “Material seperti itu tidak saling mengikat saat digilas. Sehingga pondasi jalan tidak akan mampu menahan beban kendaraan yang lewat di atasnya sehingga jalan akan amblas. Hotmix sekuat apapun akan ikut amblas, patah dan hancur karena pondasi jalan tidak mampu menahan beban kendaraan yang lewat,” jelasnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Investigasi media ini pada tanggal 10 Januari 2020 menemukan adanya puluhan tumpukan kerikil kali/bulat bercampur pasir berlumpur dan batuan kali/bulat (dari kali Nangapanda, Ende) di ruas Jalan Bealaing-Mukun-Mbazang segmen 2. Material tersebut juga telah dihampar dan digilas beberapa ratus meter di lokasi item pekerjaan hotmix (2 km).  Sekitar 300 meter drainase yang dikerjakan, namun sebagiannya telah patah, ambruk dan hancur. Item pekerjaan hotmix sepanjang 2 km belum dikerjakan sama sekali.  Sedangkan item pekerjaan perkerasan jalan sekitar 10 km, baru dikerjakan sekitar 5 km.

    Pengawas Lapangan PT. AGG, Paskalis yang dikonfirmasi Tim Investigasi media ini terkait tumpukan Urpil di ruas jalan yang akan di hotmix tersebut mengatakan bahwa tumpukan Urpil tersebut merupakan agregat B yang disiapkan untuk pekerjaan pondasi jalan yang akan di hotmix.  “Itu bukan Urpil. Itu agregat B yang disiapkan untuk pekerjaan hotmix,” ujarnya.

    Sedangkan Direktur PT. AGG, Rekta Mandrawa yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya mengelak untuk memberikan penjelasan terkait kerikil kali/bulat bercampur pasir berlumpur dan batuan kali/bulat yang digunakan sebagai agregat B oleh PT. AGG.  “Saya tidak tahu, saya cek dulu. Nanti saya tanya JS-nya (pengawas, red) dulu. Karena Saya lebih fokus di jalan nasional,” elaknya. (cn/tim)
    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini