![]() |
Kadiskes NTT, drg. Dominikus Minggu Mere didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius,M.Si. dalam jumpa pers di Ruang Media Center Kantor Gubernur NTT, Kamis (19/3/2020). |
Kupang, Citra Nusa Online.Com - Berdasarkan Hasil Up date terkini kejadian Covid-19, terhitung sejak tanggal 3 –18 Maret 2020 pukul 21.00 Wita (jam 9 malam) kategori orang dalam pemantauan (ODP) di Provinsi NTT sudah mencapai 24 orang dari sebelumnya, 15 orang. Sebanyak 3 ODP telah dipulangkan. Pemprov NTT meliburkan sekolah-sekolah selama 2 minggu untuk mencegah oenularan virus corona.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) NTT, Dominikus Minggu Mere didampingi Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si dalam jumpa pers di Ruang Media Center Kantor Gubernur NTT, Kamis (19/3/2020).
"Ada 24 ODP di NTT. Terbanyak ada di Kota Kupang sebanyak 14 orang, disusul Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 7 orang, Lembata, 2 orang dan Kabupaten Kupang, 1 orang," ungkap Domi Mere.
Sebagaimana yang kami laporkan sebelumnya, lanjut Domi, hanya 15 orang, "Tetapi data terupdate dari 22 kabupaten/kota di NTT situasi terkini hingga Rabu, 18 Maret 2020 pukul 21.00 Wita sudah bertambah menjadi 24 orang masuk kategori ODP. Sebanyak 3 ODP telah dipulangkan, ” tuturnya.
Khusus untuk Kabupaten Lembata, saat ini ODPnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Tc. Hillers Maumere dan tinggal menunggu hasil pengiriman ke Laboratorium Puslitbang Kemenkes RI.
Dominikus Mere menjelaskan, bahwa tidak semua ODP diobservasi di rumah sakit, seperti 7 ODP di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat diisolasi di rumahnya masing-masing.Untuk Kota Kupang, yang dirawat di RSUD Prof.W.Z Johanes Kupang sampai dengan Rabu, 18 Maret 2020 petang hanya 1 orang, yang menurut rencana, satu pasien ODP lagi dipindahkan dari Rumah Sakit Siloam ke RSUD W.Z Johanes Kupang pada Kamis, 19 Maret 2020.
Dikatakan, pasien yang dalam status ODP itu adalah seseorang yang memiliki riwayat pernah berada di daerah yang terpapar, baik di dalam negeri maupun dari luar negeri yang pulang ke NTT, sehingga mereka harus memeriksakan dirinya untuk memastikan apakah orang itu dalam kondisi sehat atau tidak. Juga harus mengisolasi diri sambil menunggu hasil pemeriksaan lanjutan.
Berbeda dengan pasien dalam status pengawasan, dimana pasiennya telah menunjukkan gejala-gejala, seperti batuk, pilek dan sesak nafas yang didukung dengan hasil rontgennya telah tertular covid-19/virus corona.
Mere menjelaskan, Covid-19 itu menyerang dari dua sisi, pernapasan bagian atas, seperti influenza biasa, tetapi kalau menyerang pada pernapasan bagian bawah yang hasil phenomia gejalanya adalah sesak nafas berat dibuktikan lagi dengan hasil radiologi, maka pasien seperti itu masuk dalam kategori pengawasan.
“Kita sudah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholders terkait di tingkat provinsi dan sebagai Kepala Dinas Kesehatan NTT, saya sudah mengundang seluruh Kadis Kesehatan Kabupaten/Kota se-NTT serta seluruh Direktur RSUD se-NTT termasuk teman-teman dari perhimpunan RSUD se-NTT yang diketuai oleh dr. Yudit Maria Kota. Hal ini dimaksudkan agar kita semua memahami kebijakan, arahan dan penatalaksanaan pasien Covid- 19 di wilayah masing-masing. Hal-hal yang berkaitan dengan dukungan infrastruktur kesehatan kita bicarakan saat itu dan kami mendengarkan laporan secara seksama dari teman-teman di daerah masing-masing, supaya Pemprov NTT bisa mensuport kepada mereka yang merupakan pasukan terdepan untuk menghadapi Covid- 19. Oleh sebab itu, perlu ada dukungan dari berbagai pihak agar teman-teman di lapangan bisa bekerja dengan baik,” paparnya.
Merujuk pada UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang karantina kesehatan, maka pemerintah pusat telah menetapkan Covid -19 sebagai kedaurutan kesehatan masyarakat dengan pembentukan gugus tugas nasional pemberantasan Covid-19 yang diketuai oleh Kepala Badan Bencana Nasional.
Karena ini kategori bencana, maka perlakuannya adalah menghimpun seluruh stakeholders atau seluruh kekuatan yang ada di Indonesia, termasuk di NTT untuk sama-sama memerangi melawan Covid-19 tersebut.
Di NTT sendiri, lanjut dia, Gubernur NTT telah mengeluarkan gugus tugas penanggulangan Covid-19 yang diketuai langsung oleh Sekda NTT, Ben Polo Maing selaku Ex Officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT.
“Untuk menghadapi bencana seperti ini perlu dikoordinasikan dengan baik dari semua sektor yang ada. Oleh karena itu, maka menghadapi kejadian Covid -19 di NTT dan melihat kondisi terakhir saat ini, kita terus meng-update kejadian Covid-19 dari waktu ke waktu di NTT,” tuturnya.
Sementara Karo Humas NTT, Marius Djelamu mengatakan, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat telah telah menandatangani Surat Keputusan untuk meliburkan sekolah-sekolah di seluruh NTT sekama 2 minggu. “Bapak Gubernur telah mebandatangani keputusannya, mulai esok hingga 4 April 2020 (2 minggu, red) sekolah-sekolah akan diliburkan,” ujarnya.
Djelamu meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. “Jaga kesehatan dan hindari keramaian,” jatanya.
Menurutnya, anak sekolah diliburkan untuk tetap di rumah. “Jangan ke Mall, pasar atau tempat keramaian lainnya. Ini perlu perhatian orangtua dan kita semua untuk bisa menahan diri dan menghindari keramaian,” jelasnya. (cn/tim)
No comments:
Post a Comment