Batu Gunung yang dijadikan Urpil di Ruas Jalan Ende-Detusoko (Foto: Ian, 6/3/20) |
Ende, Citra Nusa Online.Com - Progres fisik Jalan Nasional ruas Ende-Detusoko dengan nilai Rp 15,7 Milyar hingga Maret 2020 masih jauh dari harapan karena hingga saat ini progres fisiknya belum mencapai 20 persen. Mengharapkan proyek tersebut dapat diselesaikan pada akhir masa adendum 90 hari kerja (31 Maret 2020, red), bak punguk merindukan bulan alias tak mungkin dapat diselesaikan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan jalan dengan panjang ± 3,5 km tersebut hanya tersisa 20-an hari lagi, red]. Namun ternyata progres fisiknya tak banyak mengalami kemajuan alias masih seperti yang dulu. Hingga [6/3/2020] kini progres fisik proyek tersebut diperkirakan belum mencapai 20%.
Berdasarkan pantauan tim investigasi media ini, di jalan Nasional ruas Ende-Detusoko pada Jumat, 6/3/2020, pelebaran badan jalan masih sedang dikerjakan. Bahkan ada beberapa titik yang belum diperlebar. Galian pelebaran jalan pun masih terbuka lebar alias belum ditimbun dengan urukan pilihan [urpil].
Seperti disaksikan tim investigasi media ini, ± 1 km lubang galian pelebaran jalan tersebut belum diuruk dengan urpil. Lubang galian pelebaran jalan dimaksud masih digenangi air dan lumpur. Sementara sebagian lubang pelebaran jalan yang lainnya telah diuruk dengan material urpil berupa batu gunung jenis gamping. Terlihat juga tumpukan – tumpukan batu gamping di lubang galian pelebaran jalan dimana ada sekitar ratusan meter telah diuruk dan digilas.
Ada pula tumpukan-tumpukan material berupa kerikil kali bercampur pasir dan sedikit batu pecah. Juga terlihat adanya tumpukan batu-batu bulat sebesar genggaman tangan orang dewasa bercampur dengan material tersebut. Material dimaksud dijadikan sebagai agregat A oleh PT. Agogo Golden Group dalam pengerjaan ruas jalan Ende-Detusoko. Seperti disaksikan tim media ini, material batu-batu bulat besar itu ditimbun dan digilas di atas urpil berupa batu gunung.
Untuk item pekerjaan drainase, baru dikerjakan pasangan ratusan meter dari 3,5 km. Terlihat juga sekelompok tukang sedang mengerjakan pasangan drainase dan dinding penahan di desa Wolofeo. Sementara itu di desa Detusoko Barat, terlihat 2 unit excavator sedang menggaruk material longsoran dari bukit di tepi jalan tersebut. Juga ada 1 unit bull-doser sedang mendorong tanah/material longsoran ke sisi jalan lainnya. Beberapa dum truck tampak mengantri untuk mengangkut material longsoran yang sedang digaruk 2 excavator tersebut. Bukit tersebut longsor akibat garukan pelebaran jalan tersebut belum dipasang dinding penahan.
Akibat aktifitas 3 unit alat berat dan beberapa dum truck tersebut, maka terjadi kemacetan dilokasi itu. Seperti disaksikan tim media ini, terjadi antrian belasan kendaraan dari dua arah berlawanan. Juga seorang polisi dari Polsek Detusoko sedang berusaha mengatur arus lalu lintas disitu.
Kepala Satuan Kerja [Kasatker] jalan Nasional IV, Herman Rohi yang berusaha dikonfirmasi tim media ini melalui jaringan telpon celulernya, tidak menjawab panggilan. Ditelepon via whatsap Ia tidak menjawabnya walau Ia sedang online. Dikonfirmasi lewat pesan whatsap, Herman tidak membalasnya hingga berita ini ditayangkan.
Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] Jalan Nasional ruas Ende-Detusoko, Dwi yang juga berusaha dikonfirmasi tim media ini melalui panggilan telepon, panggilan whatssap dan pesan whatssap tidak merespon sama sekali walaupun ia sedang online dan membaca pesan WA.
Direktur PT. Agogo Golden Group, Rekta Mandrawa juga tidak merespon panggilan telepon, panggilan whatssap dan pesan WA yang dikirim tim media ini untuk mengkonfirmasi progress fisik pekerjaan jalan Nasional ruas Ende-Detusoko dan asal material urpil berupa batu gunung atau gamping yang digunakan di ruas jalan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, progress fisik ruas jalan tersebut pada tanggal 31 Desember 2019 hanya sekitar 3%. Pantauan tim media ini pada awal Januari 2020 pekerjaan di ruas jalan tersebut masih berupa penggarukan atau pelebaran jalan. Bahkan material garukan pelebaran badan jalan belum diangkut dan dibiarkan menumpuk di sepanjang ruas jalan tersebut.
Pantauan tim media ini pada 10/2/2020 ri ruas jalan tersebut progress fisik baru sekitar 10%. Saat itu pelebaran jalan masih sedang dilakukan. Material garukan pelabaran disepanjang ruas jalan tersebut sedang diangkut dan dibuang di sekitar lokasi proyek tersebut. [cn/tim]
No comments:
Post a Comment