• Jelajahi

    Copyright © Citra Nusa Online

    Iklan

    Iklan

    Di Hari Bahakti PU, Dinas PUPR NTT Benahi 80% Jalan Pantura Flores

    PT Mitratin Group
    Monday, December 5, 2022, December 05, 2022 WIB Last Updated 2022-12-05T03:29:41Z



    Kota Kupang, Suara Flobamora.Com - Di Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke-77, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTT telah membenahi (peningkatan dan pemeliharaan, red) sekitar 80 persen dari sekitar 600 kilometer Jalan Lintas Pantai Utara (Pantura, red) Flores.

    Demikian dikatakan Kepala Dinas PUPR NTT, Ir. Maxi Nenabu, MT kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (2/12/22).

     “Dari sekitar 600 km Jalan Lintas Utara Flores, hingga saat ini Dinas PUPR NTT telah membenahi sekitar 80%. Jadi sekitar 500 km di Pantura Flores dalam kondisi baik (existing, red),” ujar Nenabu.

    Seperti disaksikan Tim Media ini sebagian besar dari panjang Jalan Provinsi di Pantura Flores telah di hotmix. Jalan tampak lebar dan mulus ketika dilalui kendaraan. Pemprov NTT telah menuntaskan Ruas dari Buntal (Manggarai Timur) hingga Riung dan Mbay. Ruas jalan puluhan kilometer yang biasanya ditempuh hingga berjam-jam, kini dapat ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat.



    Begitu pula pada ruas Aeramo-Kaburea (hingga Jembatan ‘Miring’ Raterunu 1, red) telah di hotmix. Jalan tampak mulus dan lebar. Tampak kontraktor pelaksana sedang melaksanakan pekerjaan timbunan bahu jalan. Pada beberapa titik tanjakan, tampak beberapa kelompok pekerja sedang mengecor bahu jalan dibantu mobil pencampur beton.

    Begitu pula Jalan Provinsi di Ruas Detusoko-Kaburea telah dihotmix. Jalan yang sebelumnya becek dan berlumpur telah mulus ketika dilalui kendaraan. Titik-titik tanjakan telah dipotong dan diperlebar. Beberapa titik jalan di tepi pantai utara yang sebelumnya sempit dan sulit dilalui kendaraan, kita telah lebar dan mulus.

    Menurut Kadis Maxi Nenabu, penanganan Jalan Lintas Utara Flores tersebut dibiayai dari beberapa sumber dana. “Ada yang dibangun dari pinjaman Bank NTT, pinjaman dan dana PEN dari Pemerintah Pusat melalui PT. SMI (Sarana Multi Infrastruktur), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan APBN Murni,” beber Nenabu.

    Dijelaskan, pembenahan sekitar 2.000 km Jalan Provinsi tidak dapat dibiayai dari APBD NTT. “Kami sadar bahwa dengan kemampuan keuangan daerah kita terbatas. Karena itu, kami padukan pembiayaannya. Selain dari pinjaman daerah, ada juga DAK dan APBN,” kata Nenabu.

    Nenabu memaparkan, untuk peningkatan jalan yang membutuhkan biaya besar, pihaknya mengusulkan melalui DAK. “Bahkan kami juga minta Balai Jalan Nasional ikut menangani pada ruas-ruas tertentu (antar Kabupaten, red). Seperti di daerah Buntal, perbatasan Nagekeo dan Manggarai Timur,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, seluruh Jalur Pantura Flores belum dapat ditangani karena keterbatasan dana. “Untuk Pantura Flores, khususnya di Utara Kabupaten Manggarai. Kita sudah usulkan 2 tahun berturut-turut dari DAK. Tapi Pemerintah Pusat hanya menggelontorkan dana untuk menunjang kawasan pariwisata di Manggarai Barat,” beber Nenabu.

    Pihaknya, kata Nenabu, juga akan menyelesaikan Ruas Aeramo-Kaburea (perbatasan Nagekeo-Ende, red) yang belum di hotmix. “Termasuk Jembatan Aeramo (yang berlubang, red) dan ruas Watuapi-Mbay. Saat identifikasi, ruas ini dalam keadaan baik namun kondisinya mengalami degradasi dalam beberapa tahun terakhir,” paparnya.



    Namun ia berharap, pihaknya akan menuntaskannya pada tahun 2023. “Kita sudah usulkan tapi ini tergantung keadaan ekonomi Indonesia yang juga terdampak resesi ekonomi dunia. Mudah-mudahan ada dana sehingga usulan kita bisa terjawab,” katanya. (sf/tim)

    Komentar

    Tampilkan

    No comments:

    Terkini