1. Kupang, Citra Nusa Online.Com - Diduga jumlah hari perjalanan dinas Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho (ARK) dan Kepala Divisi (Kadiv) Perencanaan dan Coorporate Secretary (Rencorsec), Endry Wardono (EW) melampaui (lebih dari, red) jumlah hari kerja di tahun 2022.
Demikian dikatakan Pemegang Saham Seri B Bank NTT, Amos
Corputy ketika dimintai tanggapannya terkait dana perjalanan dinas Dirut ARK sekitar
Rp 913 juta dan Kadiv EW sekitar Rp 2,7 M (termasuk staf, red). Jumlah tersebut
sangat fantastis bila dibandingkan dengan Direktur dan Kadiv lain di Bank NTT.
Amos menduga biaya perjalanan Dirut Bank NTT dan Kadiv
Rencorsec melampaui/lebih dari jumlah hari kerja dalam setahun. “Coba saja adik hitung nilai perjalanan dinas
tersebut dibandingkan dengan lunsum per hari, mungkin dalam setahun Pak Dirut
tidak pernah ada di kantor karena perjalanan dinasnya bisa saja melebihi jumlah
hari kerja dalam setahun,” ungkap Amos yang juga mantan Dirut Bank NTT di Era
Gubernur Piet A. Tallo.
Begitu pula, lanjut Amos, realisasi biaya perjalanan dinas
Kadiv Rencorsec yang nilainya sangat fantastis.
“Dimana ada Dirut disitu ada Kadiv Rencorsec. Tidak mengherankan jika
dana perjalanan dinas Divisi Rencorsec bisa mencapai Rp 2,7 M. Ini jumlah yang
sangat fantastis” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini, biaya/lunsum
perjalanan dinas Dirut Bank NTT sekitar Rp 3.250.000/hari. Sementara jumlah
hari kerja dalam sebulan sebanyak 22 hari kerja. Atau setahun sekitar 264 hari
kerja. Jika dikurangi hari libur nasional dan cuti bersama maka jumlah hari
kerja dalam setahun sekitar 250 hari kerja.
Jika nilai perjalanan dinas Dirut ARK pada tahun 2022 sebesar
Rp 913.545.391 dibagi dengan jumlah biaya/lunsum perhari (sekitar Rp
3.250.000), maka diperoleh jumlah hari perjalanan dinas Dirut ARK dalam tahun
2022 sebanyak 281 hari. Padahal jumlah hari kerja normal dalam setahun hanya
sekitar 250 hari kerja. Dengan demikian ada kelebihan jumlah hari perjalanan dinas
Dirut ARK sekitar 31 hari dari jumlah hari kerja normal dalam tahun 2022.
Dirut Bank NTT, ARK dan Kadiv Rencorsec, EW yang
dikonfirmasi tim media ini melalui pesan WhatsApp/WA sejak Sabtu (21/1/23) pagi
tidak memberikan respon hingga berita ini ditayangkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dewan Komisaris, Dewan
Direksi dan Kepala Divisi serta karyawan Bank NTT menghabiskan anggaran
Perjalanan Dinas tahun 2022 hingga Rp 17.427.682.634 atau sekitar Rp 17,4
Milyar. Bahkan terjadi pembengkakan realisasi anggaran melampaui pagu anggaran
perjalanan dinas tahun 2022 sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5
Milyar. Penggunaan dana tersebut dinilai sebagai pemborosan dengan tujuan
foya-foya.
Berdasarkan data yang dihimpun Tim Media ini dari Laporan
Bank NTT Tahun 2022, bank plat merah ini mengalokasikan pagu anggaran
perjalanan dinas sebesar Rp 14.860.200.000 atau sekitar Rp 14,9 Milyar. Dana
tersebut dialokasikan untuk perjalanan dinas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Rp 3.455.100.000; Pejabat & Karyawan Rp 10.290.600.000; dan Pihak Lain Rp
1.114.500.000.
Dari pagu anggaran tersebut, para Komisaris, Direksi, Kepala
Divisi dan karyawan Bank NTT hingga Desember 2022 menghabiskan anggaran hingga
Rp 17.427.682.634 (Rp 17,4 Milyar) atau melampaui pagu anggaran sebesar
Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 Milyar.
Di kalangan Komisaris dan Direksi, anggaran perjalanan dinas
terbesar digunakan oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho, yakni
sebesar Rp 913.545.391. Padahal pagu anggaran perjalanan dinas Dirut hanya
sebesar Rp 668.700.000. Dengan demikian, terjadi ‘pembengkakan’ realisasi
melampaui pagu dana perjalanan dinas Dirut sebesar 130%.
Sementara di jajaran Pejabat (Kadiv, red) dan karyawan Bank
NTT, Divisi Rencorsec (Perencanaan & Coorporate Secretary) menggunakan dana
perjalanan dinas paling besar, yakni mencapai Rp 2.717.690.012 atau sekitar Rp 2,7 M.
Ada perbedaan yang sangat mencolok jika realisasi belanja
perjalanan dinas Divisi Rencorsec tersebut dibandingkan dengan 14 divisi
lainnya. Ada 10 divisi yang dana perjalan dinasnya sangat kecil, yakni berkisar
antara Rp 100 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan 4 divisi lainnya, yakni Divisi
Riset dan Pengembangan, Umum, Kredit
Mikro dan Divisi Dana menghabiskan anggaran perjalanan dinas berkisar antara Rp
1 M hingga Rp 1.4 M.
Dirut Bank NTT, Aleks Riwu Kaho yang dikonfirmasi Tim Media
ini melalui pesan WA sejak Senin (16/1/24) sekitar Pukul 08.00 WITA, tidak
memberikan respon hingga berita ini ditayang walaupun pesan itu telah dibacanya.
Aleks malah mengirim berita klarifikasi dari BI tentang Mobile Banking dan STN
Banking yang tak berizin pada pada Pukul
17.23 WITA
Sementara Kepala Divisi Rencorsec Bank NTT, Endry Wardono
yang dikonfirmasi terkait dana perjalanan dinas tersebut via pesan WhatsApp/WA
pada Jumat (13/1/23), tidak memberikan respon. Endry kembali dikonfirmasi pada
Sabtu (14)1/23), namun Endry berpura-pura tak tahu. “Klasifikasi (maksudnya
klarifikasi, red) apa om?” tulisnya.
Namun setelah
dikonfirmasi ulang, Endry enggan memberikan penjelasan. “Itu bukan ranah
beta,” tulisnya.
Bahkan Endry mengatakan bahwa data yang diperoleh media ini
hanya sekedar prank. “Pak dapat dari siapa? Prank itu,” elaknya.
Endry terus dikonfirmasi terkait penggunaan dana perjalanan
dinas oleh dirinya, namun Ia terus mengelak. “Sorry eee bta ada kerja banyak,”
tulis Endry.
Pemegang saham seri B Bank NTT, Amos Corputy (juga mantan
Dirut Bank NTT, red) yang dimintai tanggapannya, Sabtu (15/1/23) menilai
penggunaan dana perjalanan dinas hingga Rp 17,4 M yang sebagian besar oleh
pimpinan Bank NTT tersebut merupakan pemborosan dana hanya untuk foya-foya.
“Bagi saya, penggunaan dana perjalanan dinas sebesar itu,
terutama oleh Dirut yang hampir Rp 1 M dan Kadiv Rencorsec merupakan pemborosan
dan foya-foya. Kenapa saya bilang foya-foya? Karena mereka tidur bangun di
hotel untuk urusan yang sebenarnya tidak perlu,” kritiknya. (cnn/tim)
No comments:
Post a Comment